70 tokoh wahabi indonesia
Salahseorang tokoh ulama Salafi Wahabi Saudi, Abu Ubaidah Masyhur ibnu Hasan Alu Salman menyatakan dalam salah satu bukunya, "Buku-buku semacam ini banyak dimiliki orang dan mengandung akidah-akidah sesat, seperti kitab: al-Fushush dan al-Futuhat karya Ibnu Arabi, al-Budd karya Ibnu Sab'in, Khal'u an-Na'lain karya Ibnu Qusai, 'Ala al-Yaqin
MenelisikWahabi (7): Inilah Buku Terbaru Tentang Wahabi Berbahasa Indonesia. Rabu, 26 Februari 2020. Istilah Wahabisme mengacu pada sebuah madzhab, “isme”, yang lahir dari rahim ajaran Muhammad bin Abdul Wahab al-Najdi, abad ke-17, hidup pada 1703 hingga 1791 M, dalam usia 88 tahun. Para pembela dan pengikutnya menyebut Abdul Wahab al
Duatahun lalu Paus Francis juga ke Uni Emirat Arab. Paus berhasil menandatangani deklarasi damai dengan para tokoh Islam aliran Sunni dan Wahabi –termasuk Presiden Al Azhar dari Kairo. Kini hal yang sama dilakukan Paus ke dunia Syiah –yang diikuti oleh 200 juta umat Islam di dunia. Peta dunia memang sedang berubah.
Ulamanyamenjadi tokoh dalam berbagai ilmu syariat. Sementara Wahabi ‘Salafi’ selain menjadi minoritas sejak lahirnya hingga sekarang, juga mendapatkan pertentangan dari ulama Islam di berbagai penjuru dunia. Komparasi Konsistensi Asy’ariyah-Maturidiyah Vs. Wahabi/Salafi dalam Memedomani Prinsip-Prinsip Ahlussunah wal Jama’ah
Stasiuntelevisi milik NU ini, menurut pengelolanya, dilahirkan untuk 'menyelamatkan" wajah Islam moderat di Indonesia. Adapun aliran Wahabi dikaitkan dengan sosok Muhammad bin Abdul Wahab (1703
Tugasutamanya ialah menghilangkan stigma radikal dan wahabi yang melekat kepada partai. Berkeliling ke daerah, Salim memperkenalkan nama sang kakek, Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufrie—tokoh pendiri yayasan pendidikan Al-Khairaat di Sulawesi Tengah—untuk menepis anggapan radikal dan wahabi. “Kadang-kadang kita hidup ini dikenal karena kakek
SepenggalKisah Tokoh Ulama’ Yatim dan saya telah membacanya selama 70 tahun. Tetapi saat itu masih Posted by: Tim Sarkub 14/02/2016 Reply. Aziz (mantan hindu), Ustad Wahabi Provokator Ditangkap Polisi Posted on: 17 November 2011; Kata Salafi, Bumi itu Datar berdsarkan Alquran, Benarkah???
Jakarta NU Online Wakil Ketua Umum PBNU masa khidmah 2010-2015, H As’ad Said Ali mengungkapkan strategi yang sebaiknya digunakan untuk menghadapi kaum salafi wahabi yang sering membid'ah-bid'ahkan amaliah Ahulussunnah wal Jamaah. Salah satunya adalah dengan berdebat menggunakan dalil kuat sebagaimana yang dicontohkan KH Wahab
Gerakanwahabi masuk ke indonesia, menurut beberapa sejarawan, dimulai pada masa munculnya gerakan padri sumatera barat pada awal abad xix. Beberapa tokoh minangkabau yang tengah melaksanakan ibadah haji melihat kaum wahabi menaklukkan mekah dan madinah yang pertama pada tahun 1803-1804.
Diamengatakan: “Dihalalkan untuk membunuh orang Masehi (Kristen .red) karena mereka ahli kitab. Dan diharamkan membunuh orang Syiah karena mereka musyrik”. Entahlah, dalil manakah yang dipakai Sang Syeikh Wahaby tadi untuk membolehkan membunuh orang-orang Kristen. Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baik dalam sejarah, hadis
. Mungkin kamu pernah mendengar istilah Wahabi atau golongan wahabi disebut-sebut. Namun, apa sebenarnya kelompok tersebut? Mari mengenal wahabi melalui tulisan yang disiapkan oleh berikut beberapa ungkapan yang mutlak benar seperti ajakan mari kembali kepada Al-Quran dan hadis, beragama harus dengan dalil bukan ikut-ikutan, agama itu adalah Qala Allah dan Qala Rasul. Semua ungkapan tersebut adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi ungkapan-ungkapan tersebut ternyata hanya menjadi topeng untuk menyusupkan berbagai di balik topeng-topeng tersebut, tersimpan kampanye-kampanye untuk perlahan mulai meninggalkan dan merendahkan pendapat para ulama yang dikemas seolah bertentangan dengan Al-Qur’an dan baliknya ternyata terdapat pikiran yang gemar menyesatkan, membidahkan bahkan mengkafirkan orang lain. Terdapat seonggok kegoisan yang memaksakan ijtihad mereka dan interpretasi mereka terhadap Al-Qur’an dan hadis sebagai satu-satunya ada banyak kebatilan lainnya yang disusupi di balik topeng-topeng tersebut. Tulisan ini hendak membahas lebih jauh sekelompok orang yang melakukan kampanye-kampanye kebatilan yang dibalut kebenaran disebut atau memperkenalkan diri dengan berbagai sebutan dan istilah. Namun, di sini kita akan menyebut mereka dengan panggilan yang paling familier dan dominan dipergunakan, yaitu WahabiMengenal Wahabi Beberapa Ciri-CiriMengenal Wahabi Apakah Wahabi Sebuah Aliran?Sejarah Dalam Mengenal WahabiMengenal Wahabi dan SalafiMengenal Wahabi di IndonesiaMengenal Wahabi dan Garis Besar Perbedaannya dengan AswajaKiat Membendung Arus Penyebaran WahabiCelah Penyebaran WahabiMedia Buku-Buku Karangan Para UlamaPenggunaan Dalil oleh WahabiPenutupWahabi adalah istilah yang merujuk pada pengikut Muhammad Ibn Abdul Wahab. Muhammad Ibn Abdul Wahab lahir pada tahun 1703 M/1115 H di Uyainah. Ia berasal dari Najd, sebuah kawasan di belahan timur wilayaj kerajaan Saudi saat demikian istilah Wahabi sebenarnya diambil dari nama ayah beliau. Hal ini tentu saja disebabkan nama beliau sendiri, yaitu nabi Muhammad adalah nama Rasul pembawa risalah agama Islam, sekaligus nama yang terlalu umum karena itu nama Wahab-lah yang terpilih sebagai istilah yang merujuk pada pribadi,pemikiran dan para pengikut perlu diingat bahwa Abdul Wahab atau ayah dari Muhammad Ibn Abdul Wahab adalah seorang ulama yang tidak sepemikiran dengan prinsip wahabi tersebut. Ayahnya tersebut telah lama merasa janggal dengan pemikiran saudara kandungnya sendiri yaitu Sulaiman Ibn Abdul Wahab secara tegas menentang pemikiran MBAW. Ia menulis sebuah buku berjudul الصواعق الإلهية فى ردّ على الوهابيةPemikiran MBAW sendiri banyak digadang-gadang sebagai upaya purifikasi atau pemurnian ajaran Islam, tetapi seringkali visi tersebut hanya sebuah upaya memaksakan interpretasi beliau terhadap sumber ajaran Islam dan menganggap ijtihad yang lain sebagai racun yang merusak kemurnian yang ia sebut sebagai purifikasi itu ternyata hanya upaya menganulir intrepretasi yang tidak sesuai Wahabi Beberapa Ciri-CiriCiri-ciri wahabi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu corak pemikiran mereka dan hal-hal zahir yang seringkali melekat dan dimonopoli oleh merujuk pada pemikiran wahabi, kita dapat melihat beberapa karakter pemikiran berikut iniMembenturkan simpulan dan dan ijtihad para ulama fikih dengan makna zahir satu dua ayat Al-Quran dan Hadis, kemudian mengajak untuk kembali kepada Al-Quran dan pemikiran tekstual terhadap Al-Quran dan hadis dengan mengabaikan kaidah-kaidah bahasa, ulumul quran, ulumul hadis, dan ushul terburu-buru membuat kesimpulan dengan satu hadis atau ayat Al-Quran tanpa membuat perbandingan dan konfirmasi dengan ayat dan hadis-hadis yang batasan yang sangat sempit tentang amalan-amalan dan hubungannya dengan dalil. Maksudnya menganggap sebuah amalan tanpa dalil spesifik dan eksplisist otomatis merupakan bid’ taqlid pada berbagai mazhab dan ulama fikih, tetapi dalam kesempatan yang lain justru menganjurkan untu taqlid pada ulama-ulama melontarkan tuduhan tahayul, bid’ah, dan khurafat kepada pihak lain secara melihat pada hal-hal yang melekat dan dimonopoli oleh mereka adalahGemar memonopoli istilah sunnah, dalil, salaf, manhaj yang lurus, dan lain hadis semacam tentang kain di bawah mata kaki secara tekstual sehingga kebanyakan mereka menggunakan celana di atas mata kaki. Pemahaman seperti ini tentu kita hormati selama mereka tidak menyesatkan yang tidak sepaham dengan mereka dalam masalah celana di bawah mata kaki gelagat eksklusifitas dalam banyak hal seperti penampilan dan sosial kemasyarakatan karena merasa mayoritas umat islam yang berbeda pemikiran dengan mereka sebagai orang yang tidak sempurna keislamannya. Namun, ciri-ciri semacam ini tidak berlaku seratus persen, mengingat orang yang berafisiliasi pada pemikiran wahabi pun terbagi dalam sikap yang berbeda dalam hal interaksi mereka dengan umat Islam non-Wahabi. Ada yang sangat ekstrem, tetapi tidak sedikit pula yang mencoba Wahabi Apakah Wahabi Sebuah Aliran?Dalam tradisi ahlus Sunnah wa al-Jamaah perbedaan pendapat adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Perbedaan tersebut berlaku dalam masalah akidah maupun fikih. Meskipun perbedaan dalam masalah fikih lebih longgar untuk diakomodasi dibanding perbedaan dalam masalah perbedaan pendapat yang terbentuk itu diafisiliasi dalam sebuah aliran dengan nama dan corak tertentu. Ada sebagian aliran yang hilang ditelan sejarah, dan ada yang tetap eksis hingga memiliki karakter pemikiran yang khas dalam memahami teks-teks dalil agama, baik berkaitan dengan persoalan fikih maupun melihat pada fakta tersebut, wahabi sejatinya dapat dikategorikan sebagai sebuah aliran. Karena memiliki metode interpretasi dan penggalian hukum serta pendapat-pendapat yang terkhusus dan membedakan mereka dengan mayoritas umat Islam di seluruh demikian sebagian bentuk interpretasi mereka tetap diterima, misalnya dalam masalah fikih, akan tetapi dalam masalah akidah dan pokok-pokok agama maka pendapat mereka harus diperjelas dan diklarifikasi hal ini masalah yang lebih besar justru saat mereka sangat aktif menyesatkan dan mengkafirkan interpretasi yang berbeda dengan mereka. Hal inilah yang membuat pemikiran dan tokoh-tokoh wahabi gencar dilawan dengan berbagai bentuk, meskipun dalam banyak dimensi wahabi tetap diposisikan sebagai bagian dari umat Dalam Mengenal WahabiPaparan singkat sejarah mengenal Wahabi dapat dimulai dengan menjelaskan sejarah kehidupan Muhammad Ibn Abdul Wahab selaku pelopor dari muncul dan meluasnya gerakan pemikiran Ibn Abdul Wahab lahir di Uyainah Najd, sebuah daerah yang berada sekitar 70 km ke arah barat laut dari kota Riyadh, lahir tahun 1115 H/1701 M. dan meninggal pada tahun 1206 H/1793 mengusung sebuah gerakan dan pemikiran yang beliau klaim sebagai gerakan pemurnian tauhid dan penghidupan dalam praktek ke depannya cenderung serampangan memaksakan sudut pandangnya sendiri. Banyak pendapat dan amalan umat Islam yang bertentangan dengan pandangannya dituduh sebagai pelanggaran terhadap tauhid sekaligus anti tesis terhadap sunnah, yang kemudian dicap sebagai bid’ semacam ini membuat Muhammad Ibn Abdul Wahab menuduh segala bentuk ziarah ke makam nabi dan para ulama adalah bentuk kesyirikan secara mutlak, tanpa memisahkan mana yang benar dan mana yang yang sama dituduhkan kepada para pengajar dan pengamal tasawuf, yang ia klaim sebagai bid’ah secara lebih jauh, bahkan ia cenderung meremehkan berbagai khazanah mazhab fiqih yang telah bertahan berabad-abad sebagai sebuah bentuk dualisme sumber kebenaran selain Al-Quran dan hukum dan kaidah perumusan hukum para ulama dibenturkan dengan Al-Quran dan hadis. Tujuannya agar kemudian menjadikan pendapat dan interpretasi dirinya sebagai satu-satunya yang mendapat legalitas masa pelopornya, gerakan wahabi telah menimbulkan konflik dan pertentangan dengan umat Islam mayoritas. Hal ini sudah berlaku di Najd sendiri sebagai negeri kelahiran Muhammad Ibn Abdul Wahab dan meluas ke daerah Arab yang gerakan tersebut berkembang sampai pada tindakan fisik dimana wahabi memperoleh dukungan hingga menjadi kekuatan militer dan pasukan yang melakukan serangan dan perampasan kepada sesama umat Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Hal ini secar detail dapat dibaca dalam buku-buku sejarah yang membahas Wahabi dan SalafiBerbicara tentang mengenal wahabi, banyak yang enggan menyebut kelompok dan arah pemikiran mereka sebagai Wahabi. Hal ini sebagai penolakan terhadap istilah wahabi yang memiliki konotasi istilah salafi dipilah dan dimonopoli atas dasar pengakuan bahwa mereka adalah gambaran pemikiran yang sama dengan generasi awal umat Islam, sebagai sebuah pemikiran murni yang kemudian dikotori sekian lama sebelum dimurnikan oleh ini pengaburan istilah yang tidak berdasar. Salaf adalah sebutan untuk tiga kurun pertama umat Islam yang diklaim sebagai generasi terbaik oleh Rasulullah sendiri. Istilah salaf tidak pernah digunakan oleh ulama manapun selama berabad-abad sebagai afisiliasi pemikiran istilah salafi oleh kelompok wahabi tidak lain merupakan upaya mengaburkan identitas dan sejarah mereka sekaligus usaha legalitas kebenaran pemikiran mereka Wahabi di IndonesiaUntuk mengenal Wahabi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia DDII. Pada masa dahulu lembaga ini banyak mengirim para pelajar ke timur tengah berkat dukungan jamaah Wahabi. Alumni dari utusan merekalah yang kemudian menyebarkan aliran Wahabi di lainnya yang turut berperan adalah LIPIA, sebagaimana diketahui lembaga tersebut memberikan biaya penuh kepada pelajar sekaligus menghasilkan para pelajar berpaham yang sangat aktif berceramah sekaligus menyebarkan paham wahabi di berbagai media di indonesia di antaranya adalah Yazid Ibn Abdul Qadir Jawwas, Farid Okbah, Ja’far Umar Thalib, Abdul Hakim sebagian di antara tokoh-tokoh senior. Adapun tokoh-tokoh yang lebih muda di antaranya adalah Firanda Andirja, Khalid Basalamah, Syafiq Basalamah, dan cukup berkuasa dan mendominasi berbagai media khsussnya internet. Beberapa website keislaman yang muncul di halaman pertama google adalah yang berisi pemikiran wahabi seperti Rumaysho, Konsultasi Syariah, Muslim id, Islamqa, al-Manhaj, era Muslim, dan mungkin tanpa sadar cukup sering mengambil info islam dari website tersebut. Namun ada baiknya harus diimbangi dengan website yang bukan wahabi seperti rumah fiqih, Nu Online, Nu garis lurus, dan lain-lain. Tujuannya agar sisipan pemikiran wahabi yang tertolak dapat kita filter dengan sumber informasi yang kanal youtube wahabi di antaranya adalah Yufid, pakdenono, rodja, Syiar tauhid, dan lain-lain. Secara umum arus pemikiran wahabi cukup deras berkembang dan didukung oleh dominasi merk di media dan internet. Untuk membendung pergerakan mereka maka kita juga harus perlahan mematahkan dominasi mereka Wahabi dan Garis Besar Perbedaannya dengan AswajaMembahas beragam hal untuk mengenal wahabi tentu saja merupakan salah satu pembahasan yang sangat panjang. Namun, secara garis besar perbedaan wahabi dan Aswaja dapat dirangkum dengan penjelasan berikut iniWahabi memahami ayat dan hadis yang berisi keterangan tentang sifat Allah yang sekilas menunjukkan kesamaan dengan makhluk secara literal, sedangkan aswaja memahaminya dengan tafwidh dibiarkan tanpa ditafsirkan, atau ditakwil dibelokkan pada makna yang sesuai. Hal ini tujuannya agar tidak menyamakan Allah dengan makhluk. Adapun wahabi justru menolak pemahaman takwil dan tafwidh yang telah dijelaskan dalam kitab para mutlak memvonis segala perkara baru sebagai bidah yang sesat. Adapun aswaja mengukur setiap perkara baru dengan dalil-dalil syariat. Baik secara eksplisit maupun dengan qiyas sehingga perkara baru itu ada yang baik dan mengamalkan hadis dhaif, padahal aswaja membolehkannya asalkan dhaifnya tidak parah, tidak berbicara tentang akidah dan hukum melainkan fadhailul amal, tidak bertentangan dengan dalil yang lain yang lebih cenderung merendahkan mazhab termasuk mazhab besar yang telah berkembang sekian lama hal ini tentu saja untuk memonopoli pendapat mereka sendir. Sedangkan aswaja sangat mengakomodasi keberadaan mazhab khsusnya empat mazhab besar, serta menjadikan mazhab sebagfai pegangan awal dalam belajar mempersempit dalil kebenaran seolah hanya ada Al-Quran dan hadis, padahal sekian lama para ulama juga telah memberikan rumusan dalil yang lain seperti ijma’, qiyas, istihsan, maslahah mursalah, dan Membendung Arus Penyebaran WahabiSaat ini dakwah Wahabi bergerak dengan cepat karena memanfaatkan celah terbuka yang tidak digunakan oleh pemikiran Ahlussunnah wal Jama’ antaranya adalah pemanfaatan media dan kanal informasi seperti media sosial, halaman Web, kanal-kanal video seperti youtube maupun jejaring sosial seperti WhatsApp, Telegram dan memanfaatkan media tersebut dengan baik sebagai celah untuk menyusupkan dan menyebarkan pemikiran mereka kepada umat. Pada celah-celah tersebut mereka unggul baik secara jumlah dan salah satu cara yang paling efektif untuk membendung arus pergerakan Wahabi adalah mengalahkan mereka dalam celah-celah Penyebaran WahabiSudah saatnya para pegiat ilmu agama dan anak-anak muda berpartisipasi untuk menyebarkan pemikiran ahlussunnah Asy’ariyah melalui media, baik bersifat tulisan, gambar atau video. Semua itu itu harus diupayakan dan diterapkan dengan sebaik mungkin, menggunakan perencanaan yang serius dan digarap dengan hal ini tentu saja membutuhkan modal dan sumberdaya yang memadai. Pada titik inilah kita juga mengalami hambatan besar. Mengingat media-media corong pemikiran Wahabi itu dapat digarap dengan baik dan serius tentu saja karena ditopang oleh dana yang kedua yang dimanfaatkan dengan baik oleh corong-corong wahabi adalah media-media cetak seperti buku dan kitab. Perlu disadari bahwa selama ini akses untuk menemukan buku-buka Wahabi jauh lebih banyak percetakan buku yang berafisiliasi pada pemikiran wahabi sehingga ada banyak buku yang ditulis oleh tokoh-tokohnya dari indonesia maupun kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama wahabi di Timur tersebut dicetak dengan tampilan yang baik dan dipasarkan dengan baik pula. Sehingga akses dan penyebarannya dapat menjangkau secara ini tentu saja juga perlu diperhatikan dengan baik. Sudah saatnya produksi karya tulis dari ulama dan pemikir Ahlussunah Asy’ariyah, kualitas percetakan serta pemasarannya digenjot secara maksimal agar dapat menyaingi peredaran buku-buku Buku-Buku Karangan Para UlamaKita harus mengakui bahwa buku adalah media yang dapat memberikan pengaruh secara masif bagi masyarakat, khususnya di kalangan perkotaan, mahasiswa, dan para ini tentu saja perlu benar-benar diwaspadai jika peredaran buku-buku Wahabi jauh mengungguli dan mendominasi, pada yang saat sama sektor tersebut diabaikan oleh kita juga melakukan transfer pemikiran para ulama-ulama besar Wahabi ke tengah masyarakat. Cara yang paling efektif adalah melakukan penerjemahan besar-besaran terhadap ulama banyak karya tulis ulama seperti Ibn Taymiyah, Ibn Al-Qayyim atau tokoh-tokoh kontemporer seperti Ibn Utsaimin, Ibn Baz, dan al-Albany yang telah diterjemahkan dengan baik kedalam bahsa Indonesia, dicetak dan diedarkan secara saat yang sama karya tulis banyak ulama besar Asy’ariyah seperti Ramadhan al-Buthy, al-Sya’rawy, Nuruddin Itr dan sebagainya yang bahkan belum pernah diterjemahkan, atau sudah diterjemahkan tetapi tidak maksimal sehingga kualitasnya tidak terlalu yang sama berlaku pada kualitas cetakan dan pemasarannya yang juga tidak maksimal, sehingga tidak heran banyak pemikir Asy’ariyah yang justru jarang dikenal oleh umat Islam di Indonesia. Pada saat yang sama justru nama ulama-ulama besar salafi wahabi dari Saudi jauh lebih populer dan akrab Dalil oleh WahabiCelah berikutnya yang dimanfaatkan Wahabi adalah akses terhadap dalil untuk setiap yang mereka sampaikan. Mereka memanfaatkan hafalan Al-Quran dan Hadis untuk memperkuat argumentasi mereka, bahkan memberikan kesan tidak berdalil untuk pemikiran yang ini perlu diantisipasi dengan baik. Bukan dengan meremehkan dan mengerdilkan urgensi menghafal Al-Quran dan hadis. Hal ini justru akan semakin mengentalkan kesan bahwa argumentasi ahlussunah Asy’ariyah itu kering dari yang lebih bijak justru dengan memproduksi para penghafal Al-Quran dan hadis dari kalangan kita. Nantinya mereka akan dapat menutup celah yang menjadi santapan empuk corong-corong wahabi sebab itu, semangat membela pemikiran ahlussunah tidak cukup hanya sebatas kata-kata, melainkan diwujudkan dengan aksi-aksi nyata. Mulai dari pemanfaatan media, produksi, penyebaran dan pemasaran tulisan, penerjemahan dan produksi para penghafal Al-Quran dan terakhir yang dimanfaatkan oleh Wahabi adalah mereka memonopoli beberapa term istilah primer agama Islam dalam setiap kesempatan. Contohnya istilah semacam sunnah, salaf, manhaj salafussalih, dan ini secara tidak langsung memberikan kesan bahwa hanya merekalah yang identik dengan istilah-istilah tersebut. Ini sekaligus mengecoh orang-orang ada baiknya, kita mulai menggunakan strategi komunikasi tertentu untuk mematahkan monopoli istilah semacam itu. Agar di kemudian hari istilah-istilah tersebut dapat dimiliki oleh umat Islam secara umum. Bukannya alat propaganda sebagian pihak pergerakan pemikiran wahabi tidak semata-mata dilakukan dengan mempelajari dan mengemukakan kekeliruan pendapat sebaliknya, cara yang paling baik adalah dengan tekun semua umat Islam mempelajari pemikiran aswaja dengan sebenar-benarnya. Kemudian, mengajarkannya dan menyebarkannya melalui media baik media tulisan maupun adalah mematahkan dominasi mereka di internet dan pelan-pelan mengambil alih untuk memperkenalkan wajah islam dengan gambaran pemikiran demikian, secara perlahan namun pasti kekeliruan pemikiran wahabi yang tidak dapat diakomodasi dalam perbedaan pendapat bisa dihilangkan dalam masyarakat.
70 Tokoh Wahabi Indonesia 70 tokoh Wahabi Indonesia yang terkenal dan Sering Membuat gaduh di media sosial. Seiring dengan perkembangan ajaran Wahabi, tentunya sangat berpengaruh kepada negara-negara Muslim di dunia salah satunya Indonesia. Tak sedikit orang yang telah terpengaruh ajaran Wahabi yang sudah lama tersebar di negara Arab Saudi. Sebenarnya, secara umum ulama Wahabi atau Salafi yaitu ulama yang kini berdomisili di negara Saudi Arabia dengan menduduki posisi dari jabatan resmi, baik di Universitas-Universitas yang ada di Arab Saudi misalnya Universitas Ibnu Saud, Universitas Islam Madinah, dan sebagainya, atau bahkan di Kerajaan. Adanya Tokoh Wahabi Indonesia dan pemikirannyasendiri tentunya berasal dari buku-buku yang telah dituliskan oleh para ulama Wahabi di Arab Saudi. Maka dari itu, para ulama maupun santri di Indonesia wajib mengetahui supaya tak salah untuk mengutip berbagai pendapat ulama Wahabi tersebut, entah itu dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Indonesia. Sebab kini ada banyak sekali buku-buku para ulama Wahabi yang sudah diterbitkan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ciri Pokok Dari Ajaran Wahabi / Salafi Adapun hal tersebut tentunya harus diwaspadai agar kita tidak melenceng ke dalam ajaran agama Islam yang sesungguhnya, dan tidak asal mengikuti suatu ajaran tertentu. Apalagi ajaran tersebut berbeda jauh dengan apa yang sudah diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW. Beberapa tokoh Gerakan Wahabi Indonesia sendiri meliputi Fauzan Al Anshari, Hartono A Jaiz, Yazid Jawas, Ynahar Ilyas dan lain sebagainya. Untuk mengetahui apakah seseorang termasuk ulama dari ajaran Wahabi, berikut ini ciri khas dari ulama Wahabi yang perlu kita ketahui Fatwa dari para ulama ajaran Wahabi/Salafi memiliki tema sentral atau kata kunci yang berkisar antara kufur, bid’ah, syirik, dan Syiah rafidlah pada kelompok Muslim atau Islam yang lain yang tak sejalan dengan mereka. Maka kita seringkali menjumpai salah satu di antara 4 kata tadi pada setiap fatwa yang mereka memberi fatwa, maka tokoh utama dari para ulama Wahabi langsung beristihad dengan mengutip hadis dan ayat yang mendukungnya. Bisa juga ketika mengutip fatwa dari ulama, maka mereka pun cenderung akan mengutip fatwa yang berasal dari Ibnul Qayyim atau Ibnu Taimiyah. Dengan begitu mereka pun membuat fatwa lalu dijadikan dalil kepada para pengikut ajaran Wahabi. Dalam artian lain, di mana pengikut ajaran Wahabi ini hanya mau untuk bertaklid buta terhadap ulama atau tokoh Wahabi salafi di level kedua urutan ke bawah biasanya menjadikan fatwa dari tokoh salafi yang ada di level pertama untuk dijadikan rujukan utama. Kalaupun tidak, memberikan fatwa segaris dengan tokoh atau ulama Wahabi yang ada di level atau ulama Wahabi salafi biasanya tidak menyukai atau jarang sekali mengutip para pendapat dari para ulama salaf, contohnya ulama madzhab empat dan lainnya terkecuali dari madzhab hanbali sebagai tempat rujukan mereka untuk bidang ilmu fiqih meskipun tak mereka akui dengan jelas. Adapun hanya pendapat dari Ibnul Qayyim dan Ibnu Taimiyah yang biasanya sering dikutip pada pendapat ulama yang ada di atas tokoh Wahabi Muhammad Ibnu Abdil Wahhab terutama pada bidang pendapat ulama Wahabi yang terkenal dengan ajaran sesatnya itu, dimana perayaan agama Islam yang hanya boleh dilakukan yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Sementara perayaan seperti peringatan Isra’ Mi’raj dan Maulid Rasulullah SA, serta tahun baru Islam mereka anggap bid’ah dan atau gerakan Islam yang ada di luar Wahabi maupun yang tak segaris sesuai aturan ideologi atau manhaj maka akan memperoleh label kufur, syirik maupun bid’ lulusan dari Universitas di Arab Saudi beserta afiliasinya yaitu kader dari Wahabi aktivis atau pengikut Wahabi biasanya tak mau mengikut pendapat dari ulama salaf juga khalaf, namun mereka akan bersenang hati mengikuti pendapat dari fatwa para ulama Wahabi Salafi itu sendiri. Ini 70 Besar Daftar Ustadz / Tokoh Wahabi Indonesia yang Kerap Membid'ahkan Amaliah Kaum Muslimin di Seluruh Dunia Mohon Perhatian para Kaum Muslimin / Muslimat Seluruhnya dimanapun anda berada!! Waspadalah terhadap para ustad-ustadz Tokoh Wahabi Indonesia dibawah ini. Semua Aswaja telah sepakat, bahwa ajaran mereka disebut dengan ahlul takfiri, suka mentakfirkan kaum muslimin lainnya yang bukan dari kelompoknya. Ini berdasarkan kutipan dari situs Selain 70 Nama berikut ini, Tentu Masih ada yang belum masuk List, Kerja keras anda sangat berharga dalam membendung aliran sesat ini. Ok!! Berikut nama-nama 70 Tokoh Wahabi Indonesia 1. Ust. Abdul Hakim Abdat 2. Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawwas 3. Ust. Zainal Abidin Syamsudin 4. Ust. Badrusalam 5. Ust. Kurnaedi 6. Ust. Arman Amri 7. Ust. Firanda 8. Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawiy 9. Ust. Erwandi 10. Ust. Aunur Rofiq Ghufron 11. Ust. Ahmad Sabiq 12. Ust. Rifky Jafar Thalib 13. Ust. Abu Haidar 14. Ust. Abu Qotadah 15. Ust. Abu Zubeir al-Hawary 16. Ust. Maududi Abdullah 17. Ust. Abdullah Taslim 18. Ust. Badri 19. Ust. Ikhsan 20. Ust. Ali Musri 21. Ust. Yusuf Utsman Baisa 22. Ust. Ali Ahmad Padang 23. Ust. Muhammad Elvy Sjam 24. Ust. Aris Munandar 25. Ust. Abu Nida 26. Ust. Ahmas Fais majalah assunnah 27. Ust. Kholid Syamhudi 28. Ust. Abu Umar Basyir Al Maidany 29. Ust. Abu Salma Alatsary shigor lulusan ITS 30. Ust. Asmuji Muhayat Lc 31. Ust. Muhammad Wujud Arbain 32. Ust. Agus Hasan Basary Lc MAg Malang 33. Ust. Abdullah Sholeh Hadrami Malang 34. Ust. Ainul Riza Malang 35. Ust. Abu Khaleed Subang 36. Ust. Abu Saad Muh Nurhuda Jogja 37. Ust. Zaid Susanto Jogja 38. Ust. Afifi Abdul Wadud Jogja 39. Ust. Abdullah Roy Madinah 40. Ust. Ahmad Zainuddin Banjarmasin 41. Ust. Abdullah Zain 42. Ust. Muhammad Nuzul Dzikri Jakarta 43. Ust. Syafiq Reza Basalamah 44. Ust. Khalid Basalamah 45. Ust. Adi hidayat 46. Ust. Munzir situmorang 47. Ust. Subhan bawazier 48. Ust. Aan chandra 49. Ust. Ahmad anshori 50. Ust. Habib Salim Muhdor 51. Ust. Ali nur medan 52. Ust. dr. Raehanul barehan 53. Ust. Nur bait 54. Ust. Muhammad abdu tuasikal 55. Ust. Ad dariny 56. Ust. Yulian purnama 57. Ust. Andika mianoki 58. Ust. Andy bangkit Jepang 59. Ust. Muhammad abdurrahaman al amiry 60. Ust. Muhammad Ayyub 61. Ust. Abdurrahman Ayyub 62. Ust. Riyadh Bajrey 63 Ust. Husein mubarok Ruqyah Syar'iyyah 64. Ust. Oemar mita 65. Ust. Dony Arif Wibowo Abul Jauza 66. Ust. Fadlan fahamsyah 67. Ust. Muflih Safitra Balikpapan 68. Ust. La Ode Abu Hanafi dan Musa Hafidz Cilik Indonesia 69. Ust. Abu Dzar Palembang 70. Ust. Abdurrahman Yusak Palembang Itulah 70 Tokoh Wahabi Indonesia dan Ciri Khas Tokoh Wahabi/Salafi. Maka dari itu, ketika kita tengah membaca sebuah kitab, buku ataupun di internet, maka tak akan sulit untuk membedakan mana fatwa ulama yang non Wahabi dan mana fatwa ulama Wahabi. Di samping itu, Anda juga mengetahui mana tokoh Wahabi Indonesia yang terkenal sesuai yang telah disebutkan di atas!
70 Tokoh Wahabi Indonesia yang terkenal dan Sering Membuat gaduh di media sosial. Seiring dengan perkembangan ajaran Wahabi, tentunya sangat berpengaruh kepada negara-negara Muslim di dunia salah satunya Indonesia. Tak sedikit orang yang telah terpengaruh ajaran Wahabi yang sudah lama tersebar di negara Arab Saudi. Sebenarnya, secara umum ulama Wahabi atau Salafi yaitu ulama yang kini berdomisili di negara Saudi Arabia dengan menduduki posisi dari jabatan resmi, baik di Universitas-Universitas yang ada di Arab Saudi misalnya Universitas Ibnu Saud, Universitas Islam Madinah, dan sebagainya, atau bahkan di Kerajaan. Wahabi Indonesia Adanya Tokoh Wahabi Indonesia dan pemikirannya sendiri tentunya berasal dari buku-buku yang telah dituliskan oleh para ulama Wahabi di Arab Saudi. Maka dari itu, para ulama maupun santri di Indonesia wajib mengetahui supaya tak salah untuk mengutip berbagai pendapat ulama Wahabi tersebut, entah itu dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Indonesia. Sebab kini ada banyak sekali buku-buku para ulama Wahabi yang sudah diterbitkan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ciri Pokok Dari Ajaran Wahabi / Salafi Adapun hal tersebut tentunya harus diwaspadai agar kita tidak melenceng ke dalam ajaran agama Islam yang sesungguhnya, dan tidak asal mengikuti suatu ajaran tertentu. Apalagi ajaran tersebut berbeda jauh dengan apa yang sudah diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW. Beberapa tokoh Gerakan Wahabi Indonesia sendiri meliputi Fauzan Al Anshari, Hartono A Jaiz, Yazid Jawas, Ynahar Ilyas dan lain sebagainya. Untuk mengetahui apakah seseorang termasuk ulama dari ajaran Wahabi, berikut ini ciri khas dari ulama Wahabi yang perlu kita ketahui Fatwa dari para ulama ajaran Wahabi/Salafi memiliki tema sentral atau kata kunci yang berkisar antara kufur, bid’ah, syirik, dan Syiah rafidlah pada kelompok Muslim atau Islam yang lain yang tak sejalan dengan mereka. Maka kita seringkali menjumpai salah satu di antara 4 kata tadi pada setiap fatwa yang mereka ucapkan. Ketika memberi fatwa, maka tokoh utama dari para ulama Wahabi langsung beristihad dengan mengutip hadis dan ayat yang mendukungnya. Bisa juga ketika mengutip fatwa dari ulama, maka mereka pun cenderung akan mengutip fatwa yang berasal dari Ibnul Qayyim atau Ibnu Taimiyah. Dengan begitu mereka pun membuat fatwa lalu dijadikan dalil kepada para pengikut ajaran Wahabi. Dalam artian lain, di mana pengikut ajaran Wahabi ini hanya mau untuk bertaklid buta terhadap ulama Wahabi. Ulama atau tokoh Wahabi salafi di level kedua urutan ke bawah biasanya menjadikan fatwa dari tokoh salafi yang ada di level pertama untuk dijadikan rujukan utama. Kalaupun tidak, memberikan fatwa segaris dengan tokoh atau ulama Wahabi yang ada di level pertama. Tokoh atau ulama Wahabi salafi biasanya tidak menyukai atau jarang sekali mengutip para pendapat dari para ulama salaf, contohnya ulama madzhab empat dan lainnya terkecuali dari madzhab hanbali sebagai tempat rujukan mereka untuk bidang ilmu fiqih meskipun tak mereka akui dengan jelas. Adapun hanya pendapat dari Ibnul Qayyim dan Ibnu Taimiyah yang biasanya sering dikutip pada pendapat ulama yang ada di atas tokoh Wahabi Muhammad Ibnu Abdil Wahhab terutama pada bidang aqidah. Menurut pendapat ulama Wahabi yang terkenal dengan ajaran sesatnya itu, dimana perayaan agama Islam yang hanya boleh dilakukan yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Sementara perayaan seperti peringatan Isra’ Mi’raj dan Maulid Rasulullah SA, serta tahun baru Islam mereka anggap bid’ah dan haram. Organisasi atau gerakan Islam yang ada di luar Wahabi maupun yang tak segaris sesuai aturan ideologi atau manhaj maka akan memperoleh label kufur, syirik maupun bid’ah. Semua lulusan dari Universitas di Arab Saudi beserta afiliasinya yaitu kader dari Wahabi Salafi. Para aktivis atau pengikut Wahabi biasanya tak mau mengikut pendapat dari ulama salaf juga khalaf, namun mereka akan bersenang hati mengikuti pendapat dari fatwa para ulama Wahabi Salafi itu sendiri. Ini 70 Besar Daftar Ustadz / Tokoh Wahabi Indonesia yang Kerap Membid'ahkan Amaliah Kaum Muslimin di Seluruh Dunia Mohon Perhatian para Kaum Muslimin / Muslimat Seluruhnya dimanapun anda berada!! Waspadalah terhadap para ustad-ustadz Tokoh Wahabi Indonesia dibawah ini. Semua Aswaja telah sepakat, bahwa ajaran mereka disebut dengan ahlul takfiri, suka mentakfirkan kaum muslimin lainnya yang bukan dari kelompoknya. Ini berdasarkan kutipan dari situs Selain 70 Nama berikut ini, Tentu Masih ada yang belum masuk List, Kerja keras anda sangat berharga dalam membendung aliran sesat ini. Ok!! Berikut nama-nama 70 Tokoh Wahabi Indonesia 1. Ust. Abdul Hakim Abdat 2. Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawwas 3. Ust. Zainal Abidin Syamsudin 8. Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawiy 10. Ust. Aunur Rofiq Ghufron 12. Ust. Rifky Jafar Thalib 15. Ust. Abu Zubeir al-Hawary 16. Ust. Maududi Abdullah 21. Ust. Yusuf Utsman Baisa 22. Ust. Ali Ahmad Padang 23. Ust. Muhammad Elvy Sjam 26. Ust. Ahmas Fais majalah assunnah 28. Ust. Abu Umar Basyir Al Maidany 29. Ust. Abu Salma Alatsary shigor lulusan ITS 30. Ust. Asmuji Muhayat Lc 31. Ust. Muhammad Wujud Arbain 32. Ust. Agus Hasan Basary Lc MAg Malang 33. Ust. Abdullah Sholeh Hadrami Malang 34. Ust. Ainul Riza Malang 35. Ust. Abu Khaleed Subang 36. Ust. Abu Saad Muh Nurhuda Jogja 37. Ust. Zaid Susanto Jogja 38. Ust. Afifi Abdul Wadud Jogja 39. Ust. Abdullah Roy Madinah 40. Ust. Ahmad Zainuddin Banjarmasin 42. Ust. Muhammad Nuzul Dzikri Jakarta 43. Ust. Syafiq Reza Basalamah 44. Ust. Khalid Basalamah 46. Ust. Munzir situmorang 50. Ust. Habib Salim Muhdor 52. Ust. dr. Raehanul barehan 54. Ust. Muhammad abdu tuasikal 58. Ust. Andy bangkit Jepang 59. Ust. Muhammad abdurrahaman al amiry 61. Ust. Abdurrahman Ayyub 63. Ust. Husein mubarok Ruqyah Syar'iyyah 65. Ust. Dony Arif Wibowo Abul Jauza 66. Ust. Fadlan fahamsyah 67. Ust. Muflih Safitra Balikpapan 68. Ust. La Ode Abu Hanafi dan Musa Hafidz Cilik Indonesia 69. Ust. Abu Dzar Palembang 70. Ust. Abdurrahman Yusak Palembang Itulah 70 Tokoh Wahabi Indonesia dan Ciri Khas Tokoh Wahabi/Salafi. Maka dari itu, ketika kita tengah membaca sebuah kitab, buku ataupun di internet, maka tak akan sulit untuk membedakan mana fatwa ulama yang non Wahabi dan mana fatwa ulama Wahabi. Di samping itu, Anda juga mengetahui mana tokoh Wahabi Indonesia yang terkenal sesuai yang telah disebutkan di atas! Kutipan dari
3 Oktober 2011 Seputar Wahabi Tokoh Wahabi Disini saya akan membeberkan nama tokoh-tokoh Wahabi luar Indonesia diantaranya adalah 1. Muhammad bin Abdul Wahab 2. Ibnu Baz 3. Ibnu Utsaimin 4. Ibnu Fauzan 5. Muhammad Nashiruddin Al-Albani-Yordania 6. Syeikh Rabi Al-Madhkali, Madinah 7. Syekh Muqbil Al-Wadi’i, Yaman 8. Dan tentu masih banyak tokoh-tokoh yang lainnya namun tokoh-tokoh yang disebutkan tadi dapat dikatakan sebagai sumber inspirasi utama gerakan ini. Dan jika dikerucutkan lebih jauh maka Syeikh Rabi’i Al-Madhkhali Madinah dan Syekh Muqbil Al-Wadi;i Yaman secara lebih khusus banyak berperan dalam pembentukan karakter gerakan wahabi di Indonesia. Maka berhati-hatilah wahai muslimin jangan terperdaya dengan buku-buku karangan mereka. Maka kalian akan terbawa menjadi WAHABIYYIN. Na udzubillah!